Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Alhamdulillah. Situs ROHIS SMA ALMUBARAK dapat Anda akses dari seluruh dunia.

Ahlan Wa Sahlan dan selamat menjelajahi informasi yang disediakan di situs ini. Website ini mencoba memperkenalkan ROHIS SMA AL MUBARAK dan mencoba untuk selalu memberikan informasi atau hal-hal yang bermanfaat kepada para pengunjung.

Maaf sekiranya website ini kurang berkenan di hati pengunjung, karena kami memang belum ahli dalam hal proses pembuatan website.

Akhir kata kami ucapkan selamat Datang, Ahlan wa sahlan dan jazakallah atas kunjungan Anda.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Random Ayat

Pencarian Ayat Al Quran
(Contoh: Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji) :
 

Kamis, 08 April 2010

Ciri khas umat Dewasa

      Ciri khas umat Dewasa diawali dengan Diam Aktif yaitu kemampuan untuk menahan diri dalam berkomentar. Orang yang memiliki kedewasaan dapat dilihat dari sikap dan kemampuannya dalam mengendalikan lisannya, seorang anak kecil, saudaraku apa yang dia lihat biasanya selalu dikomentari.

     Orang tua yang kurang dewasa mulutnya sangat sering berbunyi, semua hal dikomentari.,ketika dia melihat sesuatu langsung dipastikan akan dikomentari, ketika menonton televisi misalnya komentar dia akan mengalahkan suara dari televisi yang dia tonton . Penonton tv yang dewasa itu senantiasa bertafakur, acara yang dia tonton senantiasa direnungkan (tentunya acara yang bermanfaat) dan memohon dibukakan pintu hikmah kepada Allah, Subhanalloh.

    Ketika menyaksikan demonstrasi dia bertafakur.. "beginilah kalau negara belum matang, setiap waktu demo,kata-kata yang dikeluarkan jauh dari kearifan", "ternyata sangat mudah menghina, mencaci, dan memaki itu" Seseorang yang pribadinya matang dan dewasa bisa dilihat dari komentar-komentarnya,makin terkendali Insya Allah akan semakin matang.

    Ciri kedewasaan selanjutnya dapat dilihat dari Empati. Anak-anak biasanya belum dapat meraba perasaan orang lain, orang yang bertambah umurnya tetapi tidak dapat meraba perasaan orang lain berarti belum dapat disebut dewasa. Kedewasan seseorang dapat dilihat dari keberanian melihat dan meraba perasaan orang lain. Seorang ibu yang dewasa dan bijaksana dapat dilihat dari sikap terhadap pembantunya yaitu tidak semena-mena menyuruh, walaupun sudah merasa menggajinya tetapi bukan berarti berkuasa,bukankah di kantor ketika lembur pasti ingin dibayar overtime ? tetapi pembantu lembur tidak ada overtime ? semakin orang hanya mementingkan perasaannya saja maka akan semakin tidak bijaksana. Semakin orang bisa meraba penderitaan orang lain Insya Allah akan semakin bijak. Percayalah tidak akan bijaksana orang yang hidupnya hanya memikirkan perasaannya sendiri.

    Orang yang dewasa, cirinya hati-hati (Wara’),dalam bertindak. Orang yang dewasa benar-benar berhitung tidak hanya dari benda, tapi dari waktu ; tiap detik,tiap tutur kata , dia tidak mau jika harus menanggung karena salah dalam mengambil sikap. Anak-anak atau remaja biasanya sangat tidak hati-hati dalam bercakap dan mengambil keputusan.Orang yang bersikap atau memiliki kepribadian dewasa (wara’) dapat dilihat dalam kehati-hatian memilih kata, mengambil keputusan,mengambil sikap, karena orang yang tidak dewasa cenderung untuk bersikap ceroboh.

    Orang yang dewasa terlihat dalam kesabarannya (sabar), kita ambil contoh ; didalam rumah seorang ibu mempunyai 3 orang anak, yang satu menangis, kemudian yang lainnya pun ikut menangis sehingga lama-kelamaan menjadi empat orang yang menangis , mengapa ? karena ternyata ibunya menangis pula. Ciri orang yang dewasa adalah sabar, dalam situasi sesulit apapun lebih tenang mantap dan stabil.

   Sahabat-sahabat, seseorang yang dewasa benar-benar mempunyai sikap yang amanah, memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab.

   Untuk melihat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya bertanggungjawab, sebagai contoh seorang ayah dapat dinilai bertanggung jawab atau tidak yaitu dalam cara mencari nafkah yang halal dan mendidik anak istrinya ? Bukan masalah kehidupan dunia ,yang menjadi masalah mampu tidak mempertanggungjawabkan anak-anak ketika pulang ke akherat nanti ? Ke surga atau neraka? Oleh karena itu orang tua harus bekerja keras untuk menjadi jalan kesuksesan anak-anaknya di dunia dan akherat.

   Pernah ada seorang teman menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri, ketika ditanya tentang sholatnya ? ternyata tidak berjalan dengan baik karena orang-orangnya tidak ada yang sholat sehingga melakukannya pun kadang-kadang, apalagi untuk shalat Jumat jarang dilaksanakan, dengan alasan masjidnya jauh.

   Lalu kenapa disekolahkan di Luar Negeri ? alasannya adalah sebentar lagi globalisasi., ketika perdagangan bebas anak harus disiapkan. Tetapi bagaimana jika sebelum perdagangan bebas anaknya meninggal dunia ? sudah disiapkan belum pulang ke akherat? orang yang dewasa akan berpikir keras bagaimana anak-anaknya bisa selamat? Jangan sampai di dunia berprestasi tapi di akherat celaka.

   Saudaraku tidak cukup merasa bangga dengan menjadi tua, mempunyai kedudukan,jabatan,karena semua itu sebenarnya hanyalah topeng, bukan tanda prestasi. Prestasi itu adalah ketika kita semakin matang, dan semakin dewasa .

   Kesuksesan kita adalah bagaimana kita bisa memompa diri kita dan menyukseskan orang-orang disekitar kita, kalau ingin tahu kesuksesan kita coba lihat perkembangan keluarga kita, istri dan anak-anak kita maju tidak? lihat sanak saudara kita pada maju tidak? Jangan sampai kita sendirian yang maju, tapi sanak saudara kita hidup dalam kesulitan, ekonominya seret, pendidikan seret.,sedang kita tidak ada kepedulian. Berarti itu sebuah kegagalan.,kedewasaan seseorang itu dilihat dari bagaimana kemampuan memegang amanah ? Wallahu’alam

Disampaikan Oleh : KH.Abdullah Gymnastiar
www.manajemenqolbu.com

Jumat, 02 April 2010

Banyak akhlak generasi muslim rusak karena salah memanfaatkan 5F.

Ringkasan Ta’lim Uje 8 Maret 2010
Oleh Ustadz Koko Liem
Di kediaman ibu Wieke

===============================

Assalamu'alaikum Wrwb

Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah berfirman: ”Kesombongan itu pakaian-Ku, dan kebanggaan itu sarung-Ku. Siapa yang melepas salah satu pakaian_Ku, akan Kulemparkan ia ke neraka jahanam.”

Jadi janganlah kita suka membanggakan diri bila mempunyai anak pintar misalnya, tapi lebih tepat bila kita bersyukur...

Agar kita sukses dunia akhirat, jadikanlah Nabi Muhammad sebagai suri tauladan. Rasulullah sangat mencintai majlis ta’lim dan ilmu, sampai-sampai dalam sebuah hadis beliau bersabda: ”Menuntut ilmu itu wajib.” Berarti menghadiri majlis ta’lim termasuk melaksanakan sunnah Rasul.

Jaman sebelum Muhammad menjadi rasul adalah jama jahiliyah. Disebut jahiliyah karena masyarakatnya banyak yang berbuat maksiat, di mana setiap bayi perempuan lahir dibunuh. Namun sebenarnya jaman sekarang juga lebih jahiliyah lagi, bayangkan belum lahir pun kadang sudah ”dibunuh” alias digugurkan, tak peduli calon bayi itu laki atau perempuan. Masya Allah, naudzubillah mindzalik...

Di jaman sekarang, ada 5 F yang perlu diwaspadai, karena banyak akhlak generasi muslim rusak karenanya yaitu:

1. Facebook
Facebook adalah salah satu teknologi, teknologi bagaikan pisau bermata dua, yang bisa jadi bermanfaat atau justru membawa mudharat, tergantung bagaimana kita menyiasatinya. Banyak kasus bermula dari facebook. Namun itu juga bukan berarti facebook hanya membawa kemudharatan, karena facebook bisa juga kita gunakan sebagai ajang silaturahim dan dakwah. Yang penting gunakan AKAL dan IMAN sebagai ”rem”-nya. Bayangkan seandainya kita diberi mobil mewah tapi tak ada rem-nya...

2. Fashion
Betapa jaman modern banyak menyuguhkan aneka busana yang merusak aqidah islam, seperti pakaian-pakaian ”bupati” (buka paha tinggi-tinggi)

3. Food
Sering kita dapati sekelompok orang membagi2 makanan gratis namun dengan tujuan mengajak pindah aqidah. Ada juga dengan menyebarkan makanan yang mngandung zat haram, seperti ”beer-zero” tetapi apakah benar demikian? Dalam hal-hal seperti ini MUI harus tegas: setiap makanan produk islami haruslah ada label HALAL. Karena itu berhati-hatilah terhadap makanan dan minuman yang beredar di pasaran, teliti sebelum membeli.

4. Foto
Begitu banyaknya foto beredar dalam bentuk poster, majalah, maupun gambar-gambar di internet yang dapat merusak pikiran dan akhlak kaum muslimin. Terkadang aqidah muslim pun dirusak, adanya gambar karikatur Nabi Muhammad SAW di sebuah majalah beberapa waktu lalu. Maka, jagalah terutama generasi muda kita dari pengaruh-pengaruh negatif tersebut dengan memberi mereka pendidikan akhlak yang terbaik.

5. Film
Sudah jelas kita harus mampu mem-filter diri dan keluarga dari pengaruh buruk film-film yang diputar baik di bioskop maupun VCD yang dijual bebas.


Kesimpulannya, kita perlu membentengi akidah di Era Globalisasi dan informasi ini, antara lain dengan:
1. Menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kita.
2. Menggunakan AKAL dan IMAN. Kedua komponen tidak bisa dan tidak boleh dipisahkan (IPTEK Islam Paham Teknologi & IPTAQ), terutama dalam menghadapi 5 F :Facebook, Fashion, Food, Foto & Film.

Demikian semoga ringkasan tausiyah Koko Liem ini bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan ulang.

Wassalamu'alaikum Wrwb,

Indahnya Hidup Merdeka

    Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung, yang selalu ingin membahagiakan hamba-hamba-Nya, dengan menjadi pribadi yang bebas dari perbudakan hawa nafsu, perbudakan cinta dunia, atau perbudakan apapun yang akan merampas kemuliaan dan kebahagiaannya. Satu-satunya jalan menjadi tuan yang berhak memerintah dan mengatur dirinya sendiri adalah dengan menjadi hamba Allah semata.

   Shalawat dan salam semoga tercurah bagi baginda Rasulullah Saw. yang hidupnya benar-benar merdeka dari perbudakan apapun, selain mulia menjadi hamba Allah semata.

   Saudara-saudaraku yang budiman, alangkah pilu dan pedih melihat bangsa yang terjajah dan terampas kemerdekaannya. Diatur dan diperintah semata-mata untuk mengikuti selera yang menjajah. Tiada ketentraman, tiada cita-cita, tiada kebahagiaan, dan tiada masa depan yang cerah.

   Kita saksikan pula negeri kita yang pernah dijajah Belanda 350 tahun lamanya, lalu dilanjutkan oleh penjajahan Jepang. Hasilnya, walaupun kini kita sudah merdeka tapi kita tetap terpuruk dalam ujian yang seakan tiada akhirnya. Karena kendatipun bangsa kita telah merdeka, ternyata sebagian besar pemimpin dan rakyatnya serta boleh jadi termasuk kita-- masih dijajah oleh bentuk penjajahan yang lain, yang membuat hidup kita tidak bahagia, tidak merdeka dan tidak mulia.

   Pertemuan kali ini mudah-mudahan akan mengantarkan kita untuk menyadari betapa pentingnya membebaskan diri dari belenggu yang akan merusak martabat kita sebagai manusia mulia, karena terjajah oleh sesuatu selain Allah.

Hidup yang merdeka adalah:

1. Tidak Disiksa oleh Banyaknya Keinginan

    Memiliki keinginan adalah sesuatu yang sangat manusiawi, bahkan manusia bisa maju dan berprestasi karena keinginan. Tetapi, jikalau hidup diperbudak keinginan sampai terampas kebahagiaan, ibadah, waktu, pikiran, tenaga, bahkan biaya hanya untuk meladeni keinginan kita, dan keinginan tersebut nyata-nyata tidak membawa manfaat bagi kemuliaan dunia dan akherat, berarti kita sudah dijajah oleh keinginan.

    Simaklah orang yang disiksa oleh keinginan memiliki rumah megah, mobil baru, penampilan yang selalu trendi, hari-harinya benar-benar hari-hari yang terjajah. Tidak layak kita menggadaikan hidup ini untuk meladeni setiap keinginan.

     Kita harus selalu berpikir jernih. Keinginan yang harus kita penuhi adalah keinginan yang disukai oleh Allah, yakni keinginan yang bisa menjadi ladang amal saleh kita dan bekal untuk kepulangan kita ke akhirat. Dengan demikian perjuangan kita pun akan menjadi ibadah. Dapat atau tidak yang kita inginkan, insya Allah tetap menjadi amal kebaikan dan bisa menjadi bekal pulang yang bernilai.

     Fadiza’azamta fa tawakkal allallah Luruskan niat, sempurnakan ikhtiar, dan bertawakallah karena tawakal itulah hakekat keinginan. Yang terbaik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Begitupun sebaliknya, buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah.

     “Waasaantakrahu syaiawwahuwa khairullakum waasyaantuhibbuu syaiawwahuwa syarrullakum wallahu ya’lamu waantum lata’lamun” Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui , sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah 216). Dengan kata lain, silakan miliki keinginan tapi pastikan keinginan itu menjadi pengantar ke jalan yang lurus dan ikhtiar di jalan Allah serta serahkanlah kepada Allah apa yang terbaik menurut Allah semata. Insya Allah kita akan bebas dari penderitaan disiksa oleh keinginan.

2. Bebas dari Perbudakan Nafsu

     Nafsu adalah bagian dari karunia Allah yang melengkapi kehidupan kita menjadi bahagia bahkan mulia. Namun, nafsu harus terkendali. Kita lihat orang-orang yang diperbudak nafsu syahwat, hari-harinya hanya memikirkan kemaksiatan. Perencanaannya berencana berbuat maksiat.

     Bahkan kita lihat ada orang yang melumuri dirinya dengan perbuatan yang sangat rendah karena diperbudak oleh syahwat. Dia berzina dan memperkosa, sehingga menghancurkan nilai-nilai yang ada pada dirinya dan juga menghancurkan orang lain, semata-mata karena diperbudak oleh syahwat. Padahal kalau kita lurus di jalan Allah maka kita akan mendapatkan ganjaran dari setiap aktifitas yang kita lakukan.

    Begitu pula orang yang diperbudak nafsu amarah, pikirannya penuh kekejian, dendam membara, tutur kata penuh angkara murka, tindakan menjadi keji dan hina, dan sudah pasti dia tidak akan pernah disukai oleh orang lain, sehingga hari-harinya penuh ketegangan, na’uzubillahi minzalik.

    Untuk itu, waspadalah bagi siapapun yang tidak bersungguh-sungguh melatih diri untuk mengendalikan amarah, maka akan habis kehidupannya karena dijajah oleh nafsu amarah.

     Wahai sahabatku yang baik, hidup tidak pernah bahagia dan mulia bagi orang-orang yang dijajah oleh kemarahan. Kita harus berjuang sungguh-sungguh untuk melatih diri menjadi seorang yang dapat mengendalikan marah, melatih diri untuk tidak mudah tersinggung, melatih diri untuk mudah memaafkan dan memakliumi keadaan orang lain, bahkan kalau bisa latih diri kita untuk membalas dengan kebaikan kepada orang-orang yang khilaf berbuat keburukan kepada kita. Kalau kita terkendali dari nafsu amarah dan syahwat, insya Allah hidup ini lebih ringan dan bermartabat.

3. Tidak Diperbudak Asmara

     Salah satu yang memperindah dan menghiasi hidup kita adalah cinta. Tapi kita lihat ada orang yang dikutuk orang tuanya, bahkan terjerumus ke lembah nista dalam perbuatan-perbuatan yang hina justru karena cinta tentu cinta buta yang membuat tidak bisa melihat kebenaran.

     Waspadalah saudaraku, jatuh cinta ibarat memasuki sebuah pusaran air, kalau tidak hati-hati semakin cinta semakin membelenggu, semakin hanyut, berkurang rasa malu, dan membara nafsu yang akhirnya menyengsarakan dunia akhirat, kecuali cinta di jalan Allah.

     Jatuh cinta ibarat memasukkan ayam kampung ke kamar, akan sulit mengusirnya. Kalaupun susah payah mengusir, maka kamar akan berantakan. Begitulah orang-orang yang dilanda asmara dan tidak sungguh-sungguh menjaga diri.

    Oleh karena itu jauhilah percintaan yang tidak disukai dan tidak di jalan Allah. Milikilah cinta yang asli karena Allah yang caranya betul-betul menegakkan apapun yang diaturkan dalam agama. Percayalah, rambu-rambu yang diberikan oleh Allah akan membuat diri kita tidak diperdaya oleh cinta yang tampaknya indah padahal bisa jadi menjerumuskan, na’uzubillahi minzalik. Berlindunglah kepada allah supaya kita tidak diperbudak oleh asmara membuta.

4. Orang yang Jujur

     Saudaraku, setiap kali berbohong maka bohong itu akan menjadi penjara bagi kita. Kita akan selalu was-was, takut diketahui kebohongan (kedustaan) kita yang mengharuskan kita berbuat bohong lanjutannya. Dan bohong itu pun tentu akan menjadi penjara baru. Demikianlah kurang lebih bagi orang-orang yang berdusta, berbohong atau tidak jujur dalam hal apapun.

     Oleh karena itu tidak akan merdeka orang-orang yang tidak menjaga dirinya dari kedustaan dan ketidakjujuran. Pastikanlah kita menjadi orang yang menikmati hidup jujur. Semakin sedikit rahasia semakin merdeka hidup ini. Semakin tidak mengenal dusta, semakin tidak terancam diri ini. Tak ada yang membuat kita takut harus diketahui aib dan kebohongan oleh orang lain karena memang kita tidak menyembunyikan sesuatu.

     Lebih baik kita disisihkan karena kita jujur daripada kita diterima karena berdusta, berarti sepanjang waktu kita akan penuh ketegangan. Selamat berbahagi bagi saudara yang berjuang menjadi pribadi yang jujur terpercaya karena itulah milik orang-orang yang merdeka dan jujur.

4. Orang yang Tawadhu

     Rendah hati adalah kunci kebahagiaan. Semakin kita ingin dihargai, semakin ingin dihormati, semakin ingin dipuji, semakin ingin diperlakukan lebih, maka semakin sengsara hidup ini, karena kita semakin butuh kepada orang lain. Padahal orang lain belum tentu sesuai keinginannya dengan kita.

     Orang yang rendah hati, pikirannya adalah justru ingin melihat orang lain lebih berhak untuk dihargai, lebih berhak untuk dihormati, dan tidak melihat orang lain lebih rendah dari dirinya. Ketawaduaan tidak akan pernah menghinakan, bahkan sebaliknya akan mengangkat derajat seseorang.

    Sebagaimana yang dijaminkan oleh Rasulullah Saw, “Wa maa tawaadla’a ahadun lillahi illa ra fa’ahullah” Dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah, pasti Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR.Muslim). Adalah mimpi kita bahagia jikalau kita menjadi orang yang sombong dan takabur. Kebahagian dan kemerdekaan adalah milik orang-orang yang rendah hati.

6. Orang yang Ikhlas

    Ikhlas adalah kunci kemerdekaan hati. Orang-orang yang ria yang hidupnya tamak akan pujian akan menjadi korban mode dan korban jaman. Tetapi orang-orang yang ikhlas tidak pusing dengan penilaian manusia. Yang dia pikirkan adalah selalu memikirkan yang terbaik, dan puas dengan penilaian Allah Yang Maha Dekat serta ganjaran dari Allah yang melimpah dan tidak mengecewakan.

    Wahai saudaraku yang baik, marilah kita nikmati menjadi orang yang tidak terpengaruh oleh kerinduan dipuji orang lain. Pujian orang hanyalah tipu daya bagi kita, cobaan yang membuat kita sering menipu diri padahal kita tidak layak dipuji. Tapi pujian dari Allah akan menyelamatkan kita dunia akhirat. Karena Allah yang menggenggam setiap rezeki, kedudukan, kemuliaan, bahkan nikmat dunia akhirat. Untuk apa kita dipuji makhluk yang pasti binasa. Lebih baik puaskan diri ingin dipuji Allah, itulah yang membuat kita merdeka dalam hidup ini

7. Orang yang Tawakal

    Semakin banyak bergantung kepada sesuatu maka kita akan takut kehilangan sesuatu. Seperti orang yang bersandar di kursi akan takut kursinya diambil. Tetapi bergantung kepada Allah, itulah yang akan memuaskan karena Allah menggenggam segala yang kita butuhkan. Allah Maha Tahu masalah kita, Allah Maha Tahu segala jalan keluar dari kesulitan kita, dan Allah-lah yang kuasa atas segala-galanya.

    “Wamayyattakillah yajj’allahumakhraja Wayarzukhuminhaytsu laayahtasib Wamayyatawakkal ‘allallah fahuwa hasbuh” Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).(QS. Ath Thalaq ; 2-3)

     Sahabat-sahabatku yang budiman, untuk apa kita bergantung kepada manusia. Makhluk adalah lemah tiada daya dan tidak bisa memberi manfaat bagi kita tanpa izin Allah dan juga tidak bisa memberikan mudharat. Walau bergabung jin dan manusia akan berbuat sesuatu kepada kita tidak akan bisa menimbulkan mudarat kepada kita tanpa izin Allah

    Marilah kita puaskan diri kita, ikhtiar kita, dan ketawakalan kita. Gigihnyanya ikhtiar jangan mencuri hati dari tawakkal kepada Allah. Yakinnya kepada Allah jangan pernah mengurangi ikhtiar kita, itulah orang-orang yang akan menikmati kemerdekaan dalam hidup ini. Akhlaknya jadi mulia dan indah kalau setiap perilakunya bisa menjadi amal shaleh yang menjadi bekal kebahagiaan dunia dan menjadi bekal perjumpaan dengan Allah Azzawajalla.

    Sekali merdeka tetap merdeka. Sekali menjadi hamba Allah selama-lamanya hanyalah untuk mengabdi kepada Allah.

*Disampaikan Oleh : KH.Abdullah Gymnastiar  Dalam Acara MMQ (Indahnya Kebersamaan) di Masjid Istiqlal Jakarta Tanggal 16
  September 2002 www.manajemenqolbu.com